Friday, April 25, 2008

Strategi Amerika di Timur Tengah

Majid Kayali, dalam tulisannya di aljazeeradotnet, menyebut empat poin strategi Amerika di Timur Tengah.

1. Hegemoni total terhadap kawasan timur tengah dengan tidak menoleransi kekuatan apapun yang dapat menjadi tandingan.
2. Penguasaan terhadap sumber-sumber minyak.
3. Menjamin keamanan Israel dan superioritas militer, ekonomi dan teknologi-nya di kawasan ini.
4. Menjaga stabilitas rezim yang taat terhadap Amerika.

Poin-poin strategi ini jelas sekali menjadi kerangka pergerakan dan sikap Amerika di Timur Tengah. Strategi ini misalnya menjelaskan kenapa Amerika tetap membela rezim penguasa di banyak negara timur tengah meskipun mereka tidak demokratis. Ia menjelaskan kenapa Amerika memelihara permusuhan terhadap Iran, Suriah, Hizbullah dan Hamas. Ia menjelaskan kenapa Amerika menyerang dan menguasai negara kaya minyak: Irak.

Ironisnya, negara-negara di kawasan ini terpecah-pecah, jalan sendiri-sendiri tanpa visi bersama tentang bahaya luar yang mengancam. Ahli strategi senior Arab, Bapak Hasanain Haikal, pernah menyebut bahwa bangsa Arab tidak memiliki visi bersama tentang keamanan nasional mereka. Tentu saja, ini mempermudah kerja Amerika untuk langsung menembus ke inti sel negara-negara tertentu sesuai kebutuhannya tanpa khawatir mendapat perlawanan dari negara-negara lain di kawasan yang sama.

Wednesday, April 23, 2008

Mengapa Hamas Dikucilkan

Politik luar negeri Amerika di Timur Tengah boleh jadi lentur dan mengikuti setiap rinci perubahan di lapangan, tapi ada beberapa strategi tetap yang menjadi acuannya. Salah satu poin strategi itu berbunyi: jangan sampai ada kekuatan bersenjata di luar kendali Amerika yang menjadi ancaman proyek-proyek besar Amerika di kawasan ini.

Inilah yang bisa menjelaskan kenapa Amerika merontokkan rezim Saddam Hussein di Irak, mengeluarkan tentara Suriah dari Lebanon, menyerang Hizbullah dengan menggunakan tentara Israel, mengucilkan Hamas dari segala perundingan tentang penyelesaian konflik Palestina dengan Israel dan berprasangka buruk terus menerus terhadap Iran, terutama menyangkut program nuklirnya.

Inilah yang menjelaskan kenapa Menlu Amerika mengecam pergerakan mantan presiden Jimmy Carter yang membuka pembicaraan dengan Hamas dan mengunjungi Presiden Suriah, Basyar Asad. Yang penguasa Amerika inginkan di kawasan ini adalah ketundukan total dan kekuatan militer yang berada dibawah pengawasan dan kendali Amerika.

Tuesday, April 22, 2008

Kemerdekaan Sahara Barat Tidak Realistis

Begitulah catatan utusan khusus PBB untuk konflik Maroko-Polisario di Sahara Barat, Peter Van Falsum. Ia mengusulkan agar PBB tidak menekan Maroko untuk mengadakan referendum di sana dan tidak mengakui kedaulatan Maroko tanpa kesepakatan antara kedua belah pihak.

Usulan ini mengarah kepada opsi Maroko untuk memberikan otonomi yang diperluas terhadap Sahara Barat. Namun tentu saja, pihak Polisario yang menuntut merdeka belum bisa menerima opsi ini.

Perundingan antara kedua belah pihak yang sudah berjalan empat putaran, kelihatannya masih akan jauh dari mencapai titik sepakat. Dus, konflik --dengan kesepakatan gencatan senjata-- antara kedua belah pihak masih akan berlanjut.

Lebih lanjut, baca disini

Sunday, April 20, 2008

Menagih Janji ke Gedung Putih

Mari kita tunggu, apakah Presiden Bush bisa memenuhi janji untuk sebuah negara Palestina merdeka sebelum masa kepresidenannya berakhir, November nanti.

Mahmud Abbas hendak datang "menagih" janji itu ke Washington setelah dua hari ini kunjungan di Tunisia.

Dari Tunisia, Abbas menyatakan kalau sampai akhir tahun ini, kesepakatan tidak bisa dihasilkan dengan pihak Israel, maka banyak sekali waktu yang akan terbuang. Dalam perkiraannya, setidaknya Presiden baru Amerika nanti butuh waktu dua tahun untuk beradaptasi dengan soal-soal internasional, termasuk soal konflik Palestina-Israel.

Bisakah Presiden Bush dijadikan taruhan untuk tujuan ini? Terlalu muluk untuk berharap. Tapi kita tunggu saja, apa yang akan dihasilkan Presiden Abbas dalam pertemuannya dengan petinggi gedung putih setelah dua hari ini.

Ancaman Perang Terbuka Muqtada Sadr

Sayed Muqtada Sadr, pemimpin milisi al-Mahdi Iraq, mengancam perang terbuka terhadap pasukan Amerika dan pemerintah resmi Irak.

Hari ini, Menlu Amerika, Condoleezza Rice langsung datang mendadak ke Irak untuk memberikan dukungan terhadap Pemerintah Irak di bawah PM Nuri al-Maliki.

Ketika perang terbuka diumumkan, maka --menurut pihak as-Sadr-- siapapun yang berdiri bersama pasukan Amerika akan berhadapan dengan senjata mereka.

Cerita perang dan pendudukan Amerika di Irak masih akan panjang dan berkelanjutan. Warga sipil yang selalu paling menderita.

Friday, April 18, 2008

Carter Memecah Embargo Terhadap Hamas

Apa yang belum bisa dilakukan seluruh negara Arab melalui KTT terakhir Liga Arab di Damaskus kelihatannya dicapai oleh Jimmy Carter, mantan Presiden Amerika.

Setelah bertemu wakil Hamas di Cairo, Presiden Suriah Basyar Asad, Carter akhirnya bertemu Khaled Meshal, kepala Biro Politik Hamas yang berkantor di Damaskus. Carter-Meshal membahas mendalam soal-soal gencatan senjata, pertukaran tawanan dan membuka embargo Israel terhadap Gaza.

Rangkaian upaya lanjutan masih akan panjang, namun pertemuan Carter-Meshal ini bisa menjadi pembuka bagi embargo diplomasi Amerika-Israel terhadap Hamas.

prolog

Blog ini saya dedikasikan untuk mendekatkan pembaca Indonesia dengan dunia Timur Tengah. Dunia dengan titik-titik api yang tak kunjung padam. Kawasan yang menjadi perhatian dunia karena kekayaan sumber energinya. Kawasan yang menjadi tambatan jiwa-jiwa yang resah. Kawasan yang tak henti menggugah perhatian umat manusia. Kawasan tempat kelahiran agama-agama.

Timur tengah memang istilah yang dipaksakan setelah dikosongkan dari muatan identitas kearaban-keislamannya. Istilah yang hanya menunjuk peta wilayah yang terpecah-pecah. Istilah yang memungkinkan kekuatan poskolonialisme menusuk langsung ke inti sel pertahanan identitas bangsa-bangsa Arab-Muslim.

Namun saya hendak memakainya justru untuk mengingatkan bahwa perang semiotika itu juga harus kita lawan, setidaknya bermula dari menyadarinya. Oleh karena itu, saya ingin berkontribusi untuk masyarakat Indonesia, dengan menyodorkan detil-detil pergolakan di kawasan ini.