Thursday, March 26, 2009

30 Tahun Perjanjian Camp David

Setelah 30 tahun perjanjian damai Mesir-Israel di Camp David dibuat, apa yang Mesir dapatkan? "Sebaliknya dari apa yang diharapkan", menurut Abdul Bari Atwan, pengamat dan pemimpin redaksi Koran Al Quds Al Arabi yang berbasis di London.

Anwar Sadat mati ditembak oleh kelompok radikal Mesir yang marah. Mesir tercabut dari lingkungan alaminya di dunia Arab. Yang paling beruntung tentu saja Israel. Perjanjian Camp David lebih dari apa yang tadinya diperkirakan untuk dicapai oleh para petinggi Israel sendiri. Sampai hari ini, kondisi negara-negara Arab masih berai.

Peristiwa Gaza terakhir yang memakan ratusan korban kembali menunjukkan berkali-kali Mesir berada pada posisi 'kalah'; mendapat kecaman dari rakyat Arab dan seringkali dipermainkan Israel. Damai komprehensif yang diharapkan, sampai hari ini dan bahkan entah sampai kapan belum menjadi kenyataan.

Palestina yang sampai kini seolah sendirian di medan perang dibiarkan atau bahkan 'dikorbankan' oleh saudara-saudara besarnya, negeri-negeri Arab. Solusi dua negara dengan Al Quds sebagai ibu kota dua negara: Israel dan Palestina masih samar dari kenyataan. Obama masih pusing dengan urusan krisis dalam negerinya. Sementara negara-negara besar Arab: Mesir dan Saudi untuk menyebut nama, tidak punya strategi merdeka dan berjangka panjang untuk kepentingan bersama bangsa Arab memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

Alih-alih menjadi kunci perdamaian menyeluruh, perjanjian Camp David malah menjadi pintu masih bagi terseraknya kekuatan negara-negara Arab yang hanya memberi guna untuk Israel dan Amerika di belakangnya.

No comments: